Pengertian Kurikulum
Perkataan kurikulum mulai dikenal sebagai suatu istilah dalam dunia pendidikan sejak kurang lebih satu abad yang lampau. Istilah kurikulum muncul untuk pertama kalinya di dalam kamus Webster tahun 1856. Pada tahun itu penggunaan kurikulum dipakai dalam bidang olahraga, yakni suatu alat yang membawa seseorang dari "start" sampai "finish". Baru pada tahun 1995 istilah kurikulum dipakai dalam bidang pendidikan dengan arti sejumlah mata pelajaran pada perguruan tinggi. Di dalam kamus tersebut (Webster), kurikulum diartikan dalam dua macam, yaitu:
- Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari murid di sekolah atau perguruan tinggi untuk memperoleh ijazah tertentu.
- Sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan atau suatu departemen.
Pengertian di atas membawa implikasi bahwa proses pendidikan di sekolah yang termasuk kurikulum hanya mata pelajaran yang ditawarkan untuk dipelajari murid. Kegiatan belajar selain mempelajari mata pelajaran tidak termasuk ke dalam kurikulum. Padahal sebagaimana diketahui bahwa proses pendidikan di sekolah mencakup berbagai kegiatan yang diarahkan kepada pembentukan pribadi murid, baik jasmaniah maupun rohaniah. Mempelajari sejumlah mata pelajaran di sekolah hanya salah satu segi dari pembentukan kepribadian itu.
Jika ditelusuri ternyata istilah kurikulum mempunyai berbagai macam arti, yaitu:
- Kurikulum diartikan sebagai rencana pelajaran.
- Kurikulum diartikan sebagai pengalaman belajar yang diperoleh murid dari sekolah.
- Kurikulum diartikan sebagai rencana belajar murid.
Adanya pengertian yang mengatakan bahwa kurikulum tidak lebih dari sekedar rencana pelajaran di suatu sekolah disebabkan oleh pandangan tradisional. Menurut pandangan tradisional, sejumlah pelajaran yang harus ditempuh murid di suatu sekolah itulah yang merupakan kurikulum, sehingga menimbulkan kesan seolah-olah belajar di sekolah hanya sekedar mempelajari buku-buku teks yang sudah ditentukan sebagai bahan pelajaran.
Kurikulum tradisional membeda-bedakan kegiatan belajar yang termasuk ke dalam kegiatan kurikulum, kegiatan penyertaan kurikulum dan kegiatan di luar kurikulum. Kegiatan-kegiatan belajar selain mempelajari sejumlah mata pelajaran yang sudah ditentukan, bukan termasuk pada kegiatan kurikulum. Jika kegiatan itu merupakan penunjang atau penyertaan dalam mempelajari suatu mata pelajaran tertentu dari kurikulum, ini dianggap sebagai kurikulum penyerta (co-curricular activities). Contohnya kegiatan praktik kimia, fisika atau biologi di laboratorium; kunjungan ke suatu museum untuk pelajaran sejarah, dan sebagainya. Jika kegiatan itu tidak termasuk pelajaran dan juga bukan penyerta, maka di masukan pada kegiatan di luar kurikulum (extracurricular activities),seperti pramuka, olahraga, dan sebagainya.
Sedangkan menurut pandangan modern, kurikulum lebih dari sekedar rencana pelajaran. Kurikulum di sini dianggap sebagai sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan di sekolah. Pandangan ini bertolak dari sesuatu yang bersifat aktual sebagai suatu proses. Dalam pendidikan kegiatan yang dilakukan murid dapat memberi pengalaman belajar, antara lain mulai dari mempelajari sejumlah mata pelajaran, berkebun, olahraga, pramuka, bahkan pergaulan sesama murid maupun guru dan petugas sekolah dapat memberi pengalaman belajar yang bermanfaat. Semua pengalaman belajar yang diperoleh dari sekolah itulah dipandang sebagai kurikulum.
Atas dasar ini, inti kurikulum yang sebenarnya adalah pengalaman belajar. Pengalaman belajar itu banyak kaitannya dengan melakukan berbagai kegiatan, interaksi sosial di lingkungan sekolah, proses kerja sama dalam kelompok, bahkan interaksi dengan lingkungan fisik, seperti gedung sekolah, tata ruang sekolah, murid memperoleh berbagai pengalaman. Dengan demikian pengalaman itu bukan sekedar mempelajari mata pelajaran, tetapi yang terpenting adalah pengalaman kehidupan. Semua ini di cakup dalam pengertian kurikulum.
0 Response to "Pengertian Kurikulum"
Post a Comment