Kegiatan Guru dan Murid dalam Kegiatan Belajar-Mengajar dengan Strategi CBSA
Kegiatan guru dan murid dalam kegiatan belajar-mengajar berawal dari perencanaan proses belajar-mengajar yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan kemampuan profesional guru.
Berdasarkan rencana yang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan dan kemampuan profesional guru, maka besar kemungkinan akan terwujud situasi belajar atau sistem lingkungan belajar di sekolah. Akan tetapi sistem lingkungan ditentukan oleh faktor yang berkaitan dengan fasilitas yang dapat disediakan oleh sekolah, jumlah murid dalam kelas dan ukuran ruang kelas. Karena itu dalam perencanaan pengajaran guru hendaknya mengenal fasilitas dan keadaan kelas di mana ia akan mengajar.
Bagan di bawah ini memperlihatkan faktor-faktor yang mempengaruhi situasi belajar di kelas.
Dari bagan di atas dapat dilihat betapa banyak faktor yang mempengaruhi situasi belajar di kelas. Tetapi dari sekian banyak faktor itu ada dua faktor yang paling dominan yaitu faktor guru dan murid karena merekalah yang mempengaruhi kebutuhan, kemampuan dan kehendak untuk melakukan pilihan. Tetapi dalam situasi belajar di mana guru merupakan titik sentralnya, peranan murid menjadi sangat kecil yaitu hanya duduk, mendengarkan informasi yang diberikan guru, mencatat apa yang disampaikan oleh guru, dan menghafal apa yang dicatatnya. Strategi semacam ini dikenal dengan strategi Duduk, Dengar, Catat dan Hafal atau DDCH. Kegiatan guru sangat aktif sedangkan kegiatan murid adalah pasif. Situasi belajar memang akan tenang tetapi akan sangat sedikit kemungkinan untuk mengembangkan kemampuan bernalar, bersikap dan berperilaku serta kemampuan berbakat.
Sesuai dengan pengertian CBSA yang dikemukakan, faktor murid merupakan titik perhatian dari proses belajar-mengajar yang menggunakan strategi CBSA. Ini tidak berarti bahwa faktor guru dapat dikesampingkan. Guru tetap mempunyai peranan yang penting dalam proses belajar-mengajar yang menggunakan strategi CBSA.
Strategi belajar DDCH dan CBSA pada dasarnya merupakan dua kutub dari rentangan yang kontinum.
Rentangan itu menunjukkan tingkat keikutsertaan murid dalam proses belajar. Makin ke kanan makin besar keikutrsertaan murid dalam proses belajar. Sebaliknya makin ke kiri makin kecil keikutsertaan murid, dan makin besar keaktifan guru dalam proses mengajar. Dalam proses belajar-mengajar yang menggunakan strategi CBSA tidak berarti bahwa, apabila tingkat keaktifan murid dalam belajar = 75% maka tingkat keaktifan guru menjadi 25%.
Dalam CBSA guru dituntut untuk menjadi motivator dan pengarah dalam proses belajar. Kegiatan guru dalam proses belajar-mengajar yang menggunakan strategi CBSA harus sejalan dengan prinsip-prinsip CBSA yaitu:
- Memberikan kesempatan kepada murid untuk melakukan berbagai macam kegiatan belajar.
- Menciptakan berbagai situasi belajar.
- Mendorong murid menjadi peserta aktif dalam proses belajar.
- Mendorong murid agar lebih banyak berinteraksi di kelas.
- Mendorong murid agar menjadi kreatif.
- Memberi pelayanan terhadap perbedaan individu.
- Menggunakan berbagai sumber belajar.
- Memberikan umpan balik.
- Menilai hasil belajar murid dengan berbagai cara.
- Menciptakan situasi belajar di mana terdapat rasa aman bagi murid untuk menyampaikan gagasan, dan berbuat dalam proses belajar-mengajar.
Sedangkan keaktifan murid dalam proses belajar-mengajar dengan menggunakan strategi CBSA juga harus sejalan dengan prinsip-prinsip CBSA yaitu:
- Tidak ragu-ragu mewujudkan minat, keinginan dan gagasan.
- Berupaya dalam setiap kesempatan untuk ikut serta dalam persiapan proses belajar-mengajar.
- Bergairah dan kreatif dalam menyelesaikan kegiatan belajarnya atau memecahkan suatu masalah.
0 Response to "Kegiatan Guru dan Murid dalam Kegiatan Belajar-Mengajar dengan Strategi CBSA"
Post a Comment