Pengertian Cara Belajar Siswa Aktif
Kegiatan pendidikan pada hakekatnya telah berjalan sejak manusia ada. Upaya-upaya pendidikan dilakukan dalam rangka memberikan kemampuan pada murid untuk dapat hidup secara mandiri dan hidup bersama dengan masyarakat. Pada masyarakat yang peradabannya masih primitif, pendidikan atau proses pendewasaan masih sederhana dan memerlukan waktu yang relatif pendek. Seorang anak dianggap dewasa apabila ia telah mampu berdiri sendiri atau mampu mencari makan sendiri dengan membawa hasil buruannya serta memperlihatkannya kepada orang tuanya. Kemampuan berburu dapat diperoleh dari orang tuanya sendiri, dari kakak-kakaknya atau kaum kerabatnya. Keterlibatan anak secara aktif pada saat itu merupakan ciri khas dari proses pendewasaan anak.
Socrates dalam bentuk dialog telah berhasil melibatkan peserta didiknya secara aktif baik dalam segi kemampuan mental atau intelektual dan emosionalnya. Bahkan pada tahun 1935, belajar aktif ini telah digalakkan oleh Jean Piaget. Melihat proses pendidikan di masa silam, upaya melibatkan anak secara aktif dalam proses pendidikan bukanlah merupakan hal yang baru. Proses pendidikan yang melibatkan anak secara aktif disebut Cara Belajar Siswa Aktif dan disingkat dengan CBSA.
Dalam setiap proses pendidikan selalu melibatkan pendidik dan murid. Dilihat dari pendidik atau guru, CBSA merupakan suatu "strategi mengajar" yang dapat menyebabkan murid melakukan aktivitas belajar. Suatu aktivitas belajar melibatkan kemampuan fisik, mental dan sosial sebagai akibat dari cara guru mengajar. Dilihat dari murid, CBSA merupakan suatu "proses kegiatan belajar" dengan menggunakan segala kemampuan yang diperoleh dari pengalaman belajar sebelumnya. Jadi, kegiatan belajar-mengajar melibatkan murid baik secara fisik, mental maupun sosial. Pengertian CBSA di atas, pada dasarnya menempatkan anak didik sebagai pusat kegiatan belajar mengajar. Dengan perkataan lain, cara belajar mengajar yang berdasarkan CBSA memusatkan kegiatannya pada peranan, inisiatif dan keikutsertaan murid yang tinggi dalam menetapkan masalah, mencari informasi dan menentukan cara pemecahan masalah.
Cara belajar mengajar yang tidak berdasarkan CBSA pada dasarnya memusatkan aktivitasnya pada guru. Gurulah yang banyak mengambil inisiatif dalam menetapkan, melakukan aktivitas dan menentukan cara memecahkan suatu masalah. Segala sesuatu diinformasikan secara cermat sehingga anak didik tinggal menerimanya. Strategi mengajar semacam ini memang mengasyikkan guru tetapi membosankan dan melelahkan siswa. Bahkan cara belajar mengajar semacam ini akan dapat menghasilkan manusia-manusia yang konsumtif, kurang kreatif dan dikhawatirkan kurang kemampuan untuk menghadapi tantangan-tantangan hidup di masa yang akan datang. Murid dipandang sebagai suatu benda yang kosong yang dapat diisi dengan segala macam informasi. Guru tidak menyadari bahwa seorang murid yang masuk sekolah pada dasarnya telah memiliki kemampuan-kemampuan yang diperoleh dari lingkungan alam, sosial dan budayanya yang dapat ditumbuhkembangkan menjadi kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi dan lebih kompleks.
0 Response to "Pengertian Cara Belajar Siswa Aktif"
Post a Comment