Dasar Dasar Pengembangan Muatan Lokal

Muatan lokal merupakan gagasan seseorang tentang kurikulum sekolah yang antara lain memuat pandangannya terhadap suatu pendidikan, tujuan yang ingin dicapai dan bagaimana cara mencapainya. Suatu gagasan pada dasarnya harus memiliki landasan-landasan tertentu agar dapat dibina dan dikembangkan sesuai dengan harapan dari pencetusnya.

Pertanyaan yang dapat diajukan sekarang adalah "Apa landasan-landasan yang digunakan dalam pengembangan dan penerapan muatan lokal untuk kurikulum Sekolah Dasar?"

Gagasan muatan lokal memiliki 4 landasan yaitu:

Landasan Ideal

Mengingat muatan lokal merupakan bagian dari kurikulum maka muatan lokal juga harus dikembangkan berlandaskan Pancasila, Undang Undang Dasar 1945 dan Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1988 tentang Garis Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dalam rangka mewujudkan cita-cita pembangunan nasional pada umumnya dan tujuan pendidikan nasional pada khususnya.

Di samping itu muatan lokal juga perlu dikembangkan berlandaskan Undang Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1989 tentang Sisitem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah sebagai akibatnya.

Landasan Hukum

Sesuai dengan urutan terbitnya, maka landasan hukum tentang muatan lokal adalah sebagai berikut:
  1. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0412/U/1987 tanggal 11 Juli 1987 tentang Penerapan Muatan Lokal Kurikulum Sekolah Dasar.
  2. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah No. 173/C/Kep/M/87 tanggal 7 Oktober 1987 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penerapan Muatan Lokal Kurikulum Sekolah Dasar.
  3. Undang Undang Nomor 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 13 ayat 1, pasal 37, pasal 38 ayat 1 dan pasal 39n ayat 1.
  4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar pasal 14 ayat (3) dan (4), dan pasal 27.
Landasan Teoretik

Landasan teoretik muatan lokal untuk sekolah dasar adalah:
  1. Tingkat kemampuan berpikir murid sekolah dasar mengharuskan kita menyajikan bahan kajian yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir dari tingkat konkret sampai dengan tingkat abstrak. Pengembangan kemampuan berpikir ini ditunjang antara lain oleh teori belajar dari Ausubel (1969) dan konsep asimilasi dari Jean Piaget (1972) yang pada intinya menyatakan bahwa sesuatu yang baru haruslah dipelajari berdasarkan pada apa yang telah dimiliki oleh murid. Penerimaan gagasan baru dengan bantuan gagasan/pengetahuan yang telah ada ini sebenarnya telah dikemukakan oleh Johan Friedrich Herbart (1776-1841) yang dikenal dengan istilah apersepsi.
  2. Pada dasarnya anak-anak usia sekolah dasar memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar tentang segala sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Karena itu, mereka selalu akan gembira bila dilibatkan secara mental, fisik, dan sosialnya dalam mempelajari sesuatu. Mereka akan gembira jika diberikan kesempatan untuk menjelajahi lingkungan sekitarnya yang penuh dengan sumber belajar. Dengan menciptakan situasi belajar, bahan kajian dan cara belajar mengajar yang menantang dan menyenangkan maka aspek kejiwaan mereka yang berada dalam proses pertumbuhan akan dapat ditumbuhkembangkan dengan baik.
Landasan Demografik

Keindahan bangsa dan negara Indonesia terletak pada keanekaragaman pola kehidupan dari beratus-ratus suku bangsa yang tersebar di berpuluh-puluh ribu pulau dari Sabang sampai dengan Merauke. Kekaguman terhadap bangsa dan negara Indonesia telah dinyatakan oleh hampir seluruh bangsa di dunia, karena keanekaragaman tersebut dapat dipersatukan oleh falsafah hidup bangsa yaitu Pancasila. Keanekaragaman tersebut bukan saja ada pada bidang budayanya saja, tetapi juga pada keadaan alam, fauna dan floranya serta kehidupan sosialnya. Semuanya itu merupakan dasar yang sangat penting dalam mengembangkan muatan lokal.

Selain landasan-landasan pemikiran tersebut di atas, pengembangan muatan lokal juga didorong oleh kenyataan yang menunjukkan bahwa banyak murid Sekolah Dasar terpaksa harus meningggalkan bangku sekolah yang antara lain disebabkan oleh:
  • Keadaan sosial ekonomi orang tua murid.
  • Kurang sesuainya kurikulum Sekolah Dasar dengan kebutuhan murid.
Salah satu penyebab faktor urbanisasi adalah karena pendidikan belum dapat memberikan kemampuan kepada murid untuk mengenal dan memanfaatkan keadaan alam, lingkungan sosial dan lingkungan budaya yang ada di sekitarnya untuk mengembangkan pribadinya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya di daerah tempat asalnya.

Mengingat berbagai sebab tersebut di atas, maka tujuan-tujuan yang telah diterapkan diharapkan dapat dicapai melalui gagasan dan penerapan muatan lokal di Sekolah Dasar.

0 Response to "Dasar Dasar Pengembangan Muatan Lokal"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel