Pengertian Muatan Lokal
Sesuai dengan SK Mendikbud No. 0412/U/1987 tentang penerapan muatan lokal kurikulum Sekolah Dasar, muatan lokal diartikan sebagai program pendidikan yang isi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial dan lingkungan budaya serta kebutuhan pembangunan daerah yang perlu diajarkan kepada siswa.
Isi dan pengertian di atas adalah bahan pelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan muatan lokal. Sedangkan media penyampaian merupakan metode dan sarana yang digunakan dalam penyampaian isi muatan lokal.
Contoh: Untuk menanamkan konsep himpunan seorang guru menggunakan batu dan buah-buahan dengan metode mengajar demonstrasi dan bahasa pengantar bahasa daerah.
Dari contoh tersebut, guru belum dapat dikatakan telah menerapkan muatan lokal walaupun media penyampaian atau sarana yang digunakan berasal dari lingkungan sekitar. Hal ini disebabkan karena bahan pelajaran atau isi yang disajikan tidak menunjang tujuan muatan lokal.
Kegiatan belajar-mengajar yang bermuatan lokal harus mencakup baik isi maupun media penyampaiannya. Misalnya, Pada suatu daerah tertentu dianggap perlu melestarikan pakaian tradisional daerah sedangkan dalam kurikulum di Sekolah Dasar terdapat pokok bahasan mengenai kebutuhan pakaian. Untuk maksud tersebut dalam mengajarkan sub pokok bahasan kebutuhan pakaian, selain fungsi dan jenis pakaian secara nasional, guru juga membahas tentang pakaian adat yang mencakup antara lain tentang arti dari bagian-bagian penting dari pakaian adat, cara memakainya, dan kapan serta di mana pakaian adat itu pantas digunakan, baik di masa kini maupun di masa lalu. Di samping itu guru juga mengajak murid untuk menunjukkan apa perbedaan pakaian adat masa lalu dan masa kini serta persamaan dalam nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Cara penyajian yang sederhana dapat menggunakan gambar-gambar yang melukiskan penggunaan pakaian adat masa lalu dan masa kini. Dengan demikian maka isi dan media penyampaian dapat menunjang tercapainya tujuan muatan lokal yaitu antara lain murid dapat meningkatkan pengetahuan mengenai daerahnya dan murid menjadi lebih akrab dengan lingkungannya dan terhindar dari keterasingan terhadap lingkungannya sendiri.
Lingkungan alam adalah lingkungan hidup dan tidak hidup yang mencakup komponen binatang dan tanaman beserta tempat tinggalnya dan hubungan timbal balik antar komponen tersebut. Jadi dalam lingkungan alam terdapat ekosistem antara lain kolam, tambak, sungai, hutan, tanah kebun, lapangan rumput, sawah, keindahan alam beserta isinya.
Lingkungan sosial adalah lingkungan yang mencakup hubungan timbal balik (interaksi) antara manusia satu dengan lainnya sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan tersebut. Contoh-contoh lingkungan sosial antara lain adalah interaksi antar manusia yang terdapat dalam lingkungan sekolah, lingkungan kelurahan/desa, Rukun Warga, Rukun Tetangga, dan lembaga-lembaga formal seperti Koperasi Unit Desa, Puskesmas, dan Posyandu, serta lembaga-lembaga non formal seperti Subak di Bali dan sejenisnya.
Lingkungan budaya adalah lingkungan yang mencakup segenap unsur budaya yang dimiliki masyarakat di suatu daerah tertentu. Termasuk di dalamnya antara lain adalah kepercayaan, kebiasaan-kebiasaan, adat istiadat, aturan-aturan yang umumnya tidak tertulis, nilai-nilai, serta penampilan perlambang-perlambang yang menyatakan perasaan, yang antara lain terdapat dalam upacara adat/tradisional, bahasa daerah, dan kesenian daerah.
Keterpaduan antara lingkungan alam, sosial dan budaya pada hakikatnya membentuk suatu kehidupan yang memiliki ciri tertentu yang disebut pola kehidupan. Jadi pola kehidupan masyarakat mencakup interaksi antar anggota masyarakat berkenaan dengan kehidupan mereka sehari-hari. Interaksi antar anggota masyarakat itu meliputi interaksi antar individu, antara individu dengan kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok, baik formal maupun informal. Dalam kenyataannya pola kehidupan masyarakat dapat berbeda dengan masyarakat lainnya. Hal ini disebabkan karena kondisi lingkungan alamnya dan sejarah perkembangan kebudayaannya. Kebudayaan suatu masyarakat antara lain mencakup gagasan, keyakinan, pengetahuan, aturan dan nilai, dan perlambang (simbol-simbol) yang digunakan untuk menanggapi lingkungannya. Dengan demikian, pengembangan bahan pelajaran bermuatan lokal yang mengacu pada pola kehidupan masyarakat secara langsung maupun tidak langsung mengembangkan wawasan lingkungan alam, lingkungan sosial dan lingkungan budaya.
0 Response to "Pengertian Muatan Lokal"
Post a Comment